Beasiswa LPDP
Pengalaman Mengikuti Beasiswa LPDP Bagian 1 - Mengenal Beasiswa LPDP
Siapa yang tak mengenal Beasiswa LPDP? Setiap pemburu beasiswa pasti sangat familiar dengan beasiswa yang satu ini. Beasiswa LPDP telah menjelma menjadi salah satu beasiswa prestisius bagi generasi muda Indonesia. Beberapa alasannya yang populer antara lain pembiayaannya yang mencakup seluruh biaya kuliah dan biaya hidup, proses seleksinya yang ketat, serta ditujukan untuk membangun generasi emas bangsa Indonesia.
LPDP kepanjangan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Lembaga berada di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesiai dan berbentuk Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) Nomor: 18/KMK.05/2012 tanggal 30 Januari 2012.
Sumber: https://www.beasiswa.web.id/2016/08/pendaftaran-beasiswa-lpdp.html |
UUD 1945 mengamanatkan anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20% APBN. Pemerintah dan DPR melalui UU 2/2010 tentang APBN-P 2010 menyepakati sebagian dari alokasi APBN-P 2010 sektor pendidikan dijadikan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola sebagai dana abadi oleh sebuah BLU. Selanjutnya, Menkeu dan Mendikbud menyepakati pengelolaan dan pemanfaatan DPPN dilaksanakan oleh Kemenkeu, adapun pejabat dan pegawainya merupakan gabungan dari kedua kementerian tersebut. KMK Nomor: 252/KMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2012 menetapkan LPDP sebagai suatu lembaga non eselon di bawah Kementerian keuangan dan berpedoman pada kebijakan-kebijakan Dewan Penyantun LPDP yang terdiri dari Mendikbud, Menkeu dan Menteri Agama. (Sumber: https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/profil/sejarah/)
LPDP memiliki Visi menjadi lembaga pengelola dana terbaik di tingkat regional untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Visi tersebut dijabarkan kedalam sejumlah Misi, antara lain mempersiapkan pemimpin dan profesional melalui pembiayaan pendidikan. Tak heran bila setiap tahunnya LPDP semakin dinamis dan inovatif dalam menyelenggarakan Beasiswa Pendidikan Indonesia yang terbagi menjadi beberapa kategori beasiswa. Beasiswa Umum terdiri dari: Beasiswa Dokter Spesialis, Beasiswa Reguler, Beasiswa Pendidikan Tinggi Tingkat Utama Dunia, Beasiswa Disertasi, dan Beasiswa Kerja Sama Pendanaan. Adapun Beasiswa Afirmasi terdiri atas: Beasiswa Daerah Afirmasi, Beasiswa Alumni Bidikmisi, Beasiswa Prasejahtera Berprestasi, Beasiswa Santri, Beasiswa Prestasi Olahraga Internasional, Beasiswa Prestasi Seni Internasional, Beasiswa Penyandang Disabilitas, dan Beasiswa Indonesia Timur. Terdapat pula beasiswa yang dikhususkan bagi Targeted Group yaitu Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI), Beasiswa PNS/TNI/POLRI, dan Beasiswa Olimpiade Internasional.
Sejak kapan saya mengenal LPDP?
Sebenarnya, Kang Achay sudah mengenai LPDP sejak tahun 2014. Saat itu mulai terbersit keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Keinginan melanjutkan studi itu disertai dengan cita-cita untuk menempuhnya dengan pembiayaan beasiswa. Tidak tahu mengapa, menurut saya menempuh pendidikan dengan beasiswa memiliki kebanggan tersendiri. Dan saat itu saya mulai berselancar di internet tentang beasiswa-beasiswa yang dapat diakses untuk jenjang pasca sarjana. Salah satu yang muncul saat ini adalah Beasiswa LPDP, yang menawarkan beasiswa untuk kuliah di dalam negeri atau pun di luar negeri. Sayangnya, keinginan itu harus tertunda karena saya disibukkan dengan beberapa hal terkait pekerjaan.
Tahun 2016, saya mulai lagi mengumpulkan informasi mengenai LPDP dengan lebih serius. Kebetulan ada juga rekan sekantor yang cukup pengalaman berburu beasiswa. Beliau memberikan beberapa pengetahuan dan pengalamannya mengenai beasiswa, termasuk LPDP. Salah satu yang menjadi persyaratan pokok mendaftar beasiswa adalah bukti kemampuan berbahasa asing (Inggris) yang dibuktikan dengan sertifikat TOEFL, IELTS, dan sejenisnya dengan skor minimal yang telah ditentukan penyelenggara beasiswa.
Jujur saja bagi Kang Achay syarat ini yang sempat menjadi penghambat untuk secara serius mendaftar beasiswa LPDP. Entah karena begitu banyaknya beban pekerjaan atau merasa diri tidak begitu mampu berbahasa Inggris, saya tidak kunjung mengikuti tes kemampuan bahasa Inggris ini. Padahal salah satu syarat utama mendaftar beasiswa LPDP adalah sertifikat kemampuan bahasa Inggris itu. Alhasil, pada tahun tersebut Kang Achay hanya berhasil membuat akun pada website LPDP dan melengkapi identitas, tapi tidak sekalipun melakukan pendaftaran jenis beasiswa.
Pada tahun 2017, kantor tempat saya bekerja membuka kesempatan untuk program magang di Belanda selama lebih kurang tiga minggu. Peserta yang mendaftar harus menjalani seleksi cukup ketat, termasuk wawancara langsung dengan pihak sponsor dan pihak instansi yang akan menjadi lokasi magang tersebut. Secara mengejutkan ternyata saya bisa mengaplikasikan kemampuan bahasa Inggris saya yang tidak seberapa itu dengan orang Eropa (native speaker). Begitu pula dengan hasil tes TOEFL, yang juga menjadi syarat beasiswa ini. Saya mengikuti tes TEOFL dan memperoleh hasil yang cukup baik dan memadai untuk bisa berangkat ke Belanda.
Kepercayaan diri Kang Achay cukup meningkat dengan hasil tes TOEFL ini. Maka, langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah melengkapi identitas diri, keluarga, dan informasi lainnya yang tercantum dalam akun LPDP saya. Informasi yang harus diinput tersebut tidak sedikit karena meliputi beberapa informasi, sedangkan ketelitian pengisiannya harus diperhatikan sebaik mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang merugikan di kemudian hari.
Kang Achay juga segera mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran LPDP, yang secara umum dapat dilakukan dengan melihat syarat-syarat pada seleksi beasiswa LPDP tahun sebelumnya. Saya juga melakukan tes ulang TOEFL dengan harapan dapat memperoleh skor yang lebih baik. Alhamdulillah, hasil bergadang beberapa hari untuk melatih menjawab soal tes TOEFL membuahkan hasil berupa meningkatnya nilai TOEFL.
Strategi ini terbukti cukup efektif. Ketika LPDP membuka Beasiswa Pendidikan Indonesia gelombang pertama, dokumen-dokumen yang diperlukan sudah siap. Akun pendaftaran LPDP saya pun sudah terisi identitas diri secara memadai. Sehingga saya fokus ke langkah-langkah pendaftaran, menyusun proposal studi, dan menyusun rencana studi. Dengan mantap Kang Achay mendaftar program Beasiswa Pendidikan Indonesia.
Bersambung......
Asep Cahyana (Kang Achay)
Komentar
Posting Komentar