Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pelayanan Publik dan Pemuda

Gambar
Sumpah Pemuda (sumber: pontas.id) Bagi bangsa Indonesia, tanggal 28 Oktober memiliki kedudukan yang khusus. Hari sakral di akhir penanggalan bulan masehi kesepuluh itu dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Momentum itu untuk mengingat Kongres Pemuda II yang dilaksanakan di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928, dengan keputusan akhir bernama Sumpah Pemuda. Suatu sumpah luhur para pemuda dari seluruh nusantara saat itu, yang walapun belum merdeka dari penjajahan Belanda, tapi bertekad menyuarakan persatuan: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia. Peringatan Sumpah Pemuda ke-91 tanggal 28 Oktober 2019 kemarin juga agaknya menuliskan sejarah tersendiri. Pasalnya, beberapa hari sebelumnya Presiden Joko Widodo melantik Kabinet Indonesia Maju yang diisi beberapa kaum muda. Salah satu yang menjadi perhatian besar publik hingga menjadi trending topic adalah Nadiem Makarim, pendiri salah satu perusahaan angkutan berbasis daring yang dilantik Presiden menjadi Menteri Pendidikan dan Kebud

Masalah Pedestrian sebagai Pelayanan Barang Publik

Gambar
Beberapa hari belakangan ramai lagi pemberitaan soal fasilitas pedestrian di ibu kota. Gubernur DKI Jakarta berencana mengeluarkan kebijakan mengenai pembagian waktu penggunaan trotoar bagi pejalan kaki dan pedagang kaki lima (PKL). Permasalahan serupa pernah terjadi pada tahun 2018, ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan PKL berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Tanah Abang selama pembangunan skybridge . Saat itu Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya melakukan investigasi dan menerbitkan Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP) yang memuat tindakan korektif kepada Pemprov DKI Jakarta. Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta juga tengah gencar membangun fasilitas pedestrian. Hangatnya pemberitaan mengenai pedestrian menjadi momentum baik untuk menggugah kesadaran publik mengenai pentingnya fasilitas ini. Perlu juga menanamkan pemahaman kepada semua pihak, bahwa fasilitas pedestrian khususnya di perkotaan adalah barang publik yang sangat diperlukan bagi mobilitas masyarakat. Sayang

Persyaratan Beasiswa LPDP

Pengalaman Mengikuti Beasiswa LPDP Bagian 2 - Tahap Seleksi Administrasi Sebelumnya, Kang Achay minta maaf nih, soalnya baru bisa posting lagi soal beasiswa LPDP. Kesibukan kerjaan cukup menyita waktu, jadi mesti ada semangat yang ekstra untuk dibagi dengan hobby nulis di blog ini. Postingan sebelumnya telah menceritakan bagaimana perkenalan Kang Achay dengan Beasiswa LPDP yang sebenarnya sudah cukup lama, tapi baru di tahun 2019 benar-benar serius untuk mengikutinya. Ohya, ada yang lupa diceritakan di postingan sebelumnya tentang beasiswa yang diikuti, selain Beasiswa LPDP ini. Kang Achay sempat mencoba beasiswa yang diselenggarakan oleh Pemerintah New Zealand, yang mana sudah lulus tahap administrasi. Pengumuman kelulusan tahap ini dilakukan via email, dan harus dilanjutkan dengan melakukan semacam tes psikologi beberapa hari setelah email diterima. Sayangnya, saya melewatkan email itu sampai jangka waktu sudah berakhir lama. Padahal email itu sangat ditunggu, dan sebenarnya saya s

Beasiswa LPDP

Gambar
Pengalaman Mengikuti Beasiswa LPDP Bagian 1 - Mengenal Beasiswa LPDP Siapa yang tak mengenal Beasiswa LPDP? Setiap pemburu beasiswa pasti sangat familiar dengan beasiswa yang satu ini. Beasiswa LPDP telah menjelma menjadi salah satu beasiswa prestisius bagi generasi muda Indonesia. Beberapa alasannya yang populer antara lain pembiayaannya yang mencakup seluruh biaya kuliah dan biaya hidup, proses seleksinya yang ketat, serta ditujukan untuk membangun generasi emas bangsa Indonesia.  LPDP kepanjangan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Lembaga berada di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesiai dan berbentuk Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) Nomor: 18/KMK.05/2012 tanggal 30 Januari 2012.  Sumber:  https://www.beasiswa.web.id/2016/08/pendaftaran-beasiswa-lpdp.html UUD 1945 mengamanatkan anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20% APBN. Pemerintah dan DPR melalui UU 2/2010 tentang APBN-P 2010 menyepakati seba

HUT Republik Indonesia Ke-74: SDM Unggul Indonesia Maju

Gambar
Sumber: www.setneg.go.id

Cerpen Suara Hati

Ketika Hati Bicara x Sore itu, tanggal 7 agustus 2007, matahari hampir tenggelam di ufuk barat. Burung-burung yang biasa terbang di siang hari, segera menuju sarangnya dan tugasnya mengisi angkasa nan luas digantikan oleh burung-burung malam. Kelelawar semakin banyak mengelepak keluar dari gua-gua atau atap rumah-rumah tua. Berpadu dengan suara tongeret yang melengking menjadi-jadi meneratas awang-awang dan suara jangkrik yang melengking setinggi langit. Suara adzan pun mulai menggema dan saling bersahutan antara satu masjid dengan yang lainnya. Orang-orang pun segera sadar bahwa hari telah maghrib menjelang malam. Berbagai macam aktivitas segera mereka hentikan. Ada yang segera mandi dan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah, ada juga yang hanya berkumpul bersama keluarganya masing-masing. Akan tetapi tidak begitu dengan seorang pemuda yang duduk di kursi di teras belakang rumahnya   yang besar yang terletak di perumahan mewah itu. Namanya Bram

Bandara Kertajati dan Pariwisata Sumedang

Gambar
Sumber:  https://tandamatabdg.files.wordpress.com/2019/08/11908032.jpg Kota leutik camperenik. Najan leutik tapi resik Ngaliwat Cadas Pangeran. Mmmh.. kota Sumedang Dipapaes ku Cipeles. Tampomas nu matak waas Cimalaka pamandian. Ngagenyas caina herang Potongan lirik lagu ciptaan penyanyi Doel Sumbang tersebut sarat dengan pesan bahwa Sumedang adalah sebuah kota yang cantik dan indah. Dalam lagu itu disebut pula Gunung Tampomas dan pemandian Cimalaka. Pesan itu seharusnya dimaknai bahwa Sumedang memiliki potensi wisata yang cukup baik, tak kalah dengan daerah lain di Jawa Barat. Terdapat beberapa jenis destinasi wisata Sumedang yang layak menjadi perhatian turis domestik maupun mancanegara. Pada destinasi wisata alam, Sumedang punya Gunung Tampomas, beberapa curug, beberapa perkebunan teh, agrowisata, pemandian air panas dan situ. Kita juga memiliki potensi wisata sejarah, antara lain Museum Prabu Geusan Ulun, situs-situs pemakaman dan panileman leluhur Sumedang seperti D

Bangké Ucing

             Kuring kakara balik ti kampus. Teu jauh ti éta patempatan kosan kuring memang aya kampus, didinya kuring kuliah. Kuliah ngaranna mah kuring téh. Ari jurusan anu jadi pilihan kuring nyaéta Élmu Pamaréntahan. Ceuk nu awam mah asa ku gagah ceunah majarkeun téh calon ménak, bisa nyalon jadi bupati sagala. Padahal ceuk anu ngarti mah, éta jurusan téh teu ngajanjikeun. Sok komo éta universitas tempat kuring nyungcruk élmu téh lain negeri alias swasta téa. Padahal ku jaman kiwari nu ngarana sarjana téh geus pabalatak boh ti universitas negeri boh ti swasta. Ceuk kuring sok mindeng ngagerentes dina haté, nya rék jadi naon ari kuring sanggeus lulus engké. Ah, tapi percaya waé kana rejeki ti Alloh.             Barang gék diuk dina didipanan di téras hareup kaangseu aya anu rada anéh kana pangambung. Ah teu dipaliré, ari sugan téh bau kaos kaki waé da kuring sadar geus ampir samingguna teu di seuseuh éta kaos kaki téh. Maklum, da puguh kaos kaki ngan hihijina, diseuseuh téh nga