Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Mustika, Engkaulah Gadis Itu

Hati… Sudah sangat lama tak ada yang mengisi hati ini. Entah kemana semua wanita itu. Apakah hati ini terlalu gersang seperti Gurun Sahara sehingga tak ada yang sudi singgah. Ataukah aku yang terlalu egois menutup rapat semua pintunya, semua jendelanya, sehingga membuat sang betina kesulitan memasukinya? Ataukah hatiku bagai rumah hantu yang membuat semua orang sebisa mungkin menjauhinya? Aku….. Entah…. Jawabannya aku pun tak tahu. Aku pun tak mau mengakui bahwa aku seorang yang sombong. Katanya aku memperlakukan wanita yang menyukaiku seolah-olah aku seorang raja. Ya, seorang yang merasa dipuja banyak wanita sehingga dengan seenaknya tak mempedulikan wanita. Tak mempedulikan apa yang mereka sebut dengan cinta. Akhirnya kebanyakan dari mereka berurai air mata. “Itu semua perbuatanmu! Itu semua kelakuanmu! Itu semua karena kau bedebah, lelaki tanpa perasaan!!!” Masa? Aku tak merasa! Kata orang aku seorang yang sangat pendiam dan cuek. Benarkah? Kata orang sepertinya tak ad

Rejeki Yang Tuhan Pinjam

Hanya berupa seekor anak ayam. Lima rupiah yang dipinjam oleh Si Fulan. Lima rupiah lagi aku simpan di paman. Dan lima rupiah lainnya membusuk di koperasi. Sudah. Hanya itu saja yang aku punya saat ini. Betapa sedikit rezekimu itu.  Sebenarnya banyak. Sangat banyak. Terlihat sedikit itu karena tidak kuhitung berapa liter udara yang tersedia berupa nafas yang aku hirup hari ini. Berapa banyak energi yang aku pakai untuk membuka kelopak mata, dimana banyak orang mati tidak lagi bisa membuka matanya. Berapa liter darah yang terus menerus mengalir di urat-urat nadiku. Berapa helai rambut menutupi kepala sebagai mahkotaku. Berapa Volt cadangan listrik dalam tubuhku. Berapa banyak lukisan indah yang kupasang di kedua bola mataku. Berapa banyak ide dalam otakku, dan lain-lain. Ah, kau memang pintar mengada-ada. Lalu dimanakah rezeki yang lain selain itu? Ada. Tapi tidak sedang bersamaku. Masih dipinjam. Dipinjam Tuhan. Kau malah bercanda lagi! Ya. Aku memang tidak sedang

Nasib Pelayanan Publik Daerah Di Bawah Bendera UU Pemda 2014

Hak Publik dan Kewajiban Negara Pelayanan publik adalah hak publik. Publik berhak, bahkan sangat berhak, untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dari penyelenggara negara dan pemerintahan dan/atau badan lain yang pembiayaannya menggunakan APBN atau APBD. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan utama bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Paling tidak tiga yang disebut pertama dari empat tujuan yang tertuang tersebut merupakan cikal bakal utama pelayanan publik bagi masyarakat, yang diberikan oleh negara melalui penyelenggara negara dana pemerintahan. Sedangkan satu yang terakhir berupa keiktsertaan dalam pergaulan internasional, namun pada akhirnya akan berkaitan pula dengan pelayanan publik bagi warga negara Indonesia. Misalnya, ketika seorang WNI sedang berada di su

HUT Republik Indonesia ke-71: Indonesia Kerja Nyata

Gambar
Sumber: pojoksudiro.blogspot.com

Tradisi "Samenan" di Era Pendidikan Gratis

Ada sebuah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut acara kenaikan kelas dan perpisahan di Jawa Barat, yaitu Samen atau Samenan. Di daerah lain di nusantara mungkin terdapat beragam istilah yang mempunyai arti sama dengan istilah ini. Samen adalah suatu kegiatan yang telah menjadi kebiasaan bahkan tradisi dalam siklus tahunan pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, yakni   pada akhir catur wulan III (pada kurikulum 1994) atau pada akhir semester kedua pada kurikulum setelahnya. Kegiatan ini memang   tidak terlepas dari kegiatan pembagian buku laporan pendidikan (rapor peserta didik).   Tidak diketahui sejak kapan tradisi dalam dunia pendidikan ini dimulai. Mungkin saja sejak Politik Balas Budi oleh Belanda (Politik Etis) yang ditandai dengan dibolehkannya orang pribumi mengenyam pendidikan, atau mungkin pada masa-masa setelah itu dimana pendidikan mulai menjadi perhatian dalam perjalanan bangsa Indonesia, sesuai amanat Kon