Mengelola Semangat


Semangat ternyata bukanlah sesuatu yang stabil. Ia rentan terpengaruh situasi dan lingkungan. Bisa dikatakan sangat labil. Dengan sedikit pengaruh saja, dia dapat bergeser dari satu keadaan ke keadaan lain, dari satu posisi ke posisi lain. Saat ini mungkin ada di puncak semangat, namun bisa jadi dalam beberapa detik atau beberapa menit atau beberapa jam kemudian, keadaan sudah berbalik. Semangat kita ada dalam keadaan yang amat terpuruk, titik terendah semangat kita. Begitulah keadaannya dengan semangat kita, sangat labil.

Keadaan yang labil ini sangat berbahaya. Ya, berbahaya karena akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dari semangat tersebut. Anda bisa bayangkan, jika sebuah produk semangat sebelumnya dibuat dalam keadaan semangat yang sedang menggebu, lalu serta merta berubah dan dipoles dengan sentuhan semangat yang kendur atau bahkan rendah sama sekali. Sesuatu yang awalnya akan menjadi luar biasa, tidak akan jadi luar biasa. Sesuatu yang semula diduga akan sukses, tidak akan menemui kesuksesan yang diharapkan. Itu semua karena sentuhan akhir diberikan oleh semangat yang payah.

Penting bagi kita untuk paham saat dimana kita sedang memiliki semangat yang menggebu, dan sebaliknya kapan pula kita sedang diterpa krisis semangat. Dengan mengetahui kondisi kita tersebut, kita akan mulai paham tatacara mengatur dan mengolahnya. Anda pun akan mulai mengalokasikan semangat Anda agar dapat secara merata mewarnai seluruh proses pekerjaan Anda.

Kapan saat dimana semangat Anda berada pada titik tertinggi itu? Paling tidak Anda dapat merasakan kondisi ini dengan hati Anda. Tanda umumnya adalah ketika Anda merasa sangat ingin melakukan banyak hal, sebanyak banyaknya. Dan setelah selesai mengerjakan satu hal, Anda ingin mencoba hal yang lain. Bahkan terkadang apabila dipengaruhi sifat kemanusiaan yang lain, dengan semangat yang menggebu ini Anda ingin melakukan beberapa hal sekaligus. Atau bahkan tak terkendali, karena saking semangatnya Anda terus melakukan sesuatu, tanpa menghiraukan hal lain pada diri Anda yang ada batasnya. Ya, kesehatan Anda, seringkali menjadi korban pertama semangat yang tak terkendali.

Sebaliknya, kapan semangat Anda berada pada kondisi paling terpuruk, rendah dan memprihatinkan? Jawabannya pun saya kira dapat kita jawab. Yaitu kondisi dimana tak ada  satu pun kegiatan yang ingin dilakukan. Kondisi ini pada setiap orang dapat berbeda penyebabnya. Tetapi kita mempunyai bahasa yang sama dalam mengungkapkannya. Misalnya: “lagi males ngapa-ngapain” atau “enggak mood”.

Wanita muda yang sedang hamil muda akan mengatakan hal tersebut. Begitu pula dengan seseorang yang habis diputuskan cinta oleh pasangannya. Belakangan populer istilah “galau” untuk mewakili kondisi ini. Seseorang yang ditolak cintanya oleh lawan jenis yang didambakan pun mengalami krisis ini. Seseorang yang habis dipecat dari pekerjaan. Seseorang yang gagal audisi pencerian bakat. Banyak sebab, walaupun biasanya didominasi oleh latar belakang kekecewaan terhadap sesuatu.

Ada empat pertanyaan yang sebaiknya mulai saat ini kita jawab secara tegas. Ini penting dilakukan agar kita dapat memecahkan persoalan dan memastikan semangat kita yang turun naik dapat diolah dengan baik dan menghasilkan produk terbaik.
ü  Pertanyaan pertama: Apa yang biasa Anda kerjakan dalam keadaan semangat sedang sangat tinggi?
ü  Pertanyaan kedua: Apa yang biasa Anda kerjakan dalam keadaan semangat tengah sangat rendah?
ü  Pertanyaan ketiga: Apa yang bisa Anda kerjakan dalam keadaan semangat sedang sangat tinggi?
ü  Pertanyaan keempat: Apa yang bisa Anda kerjakan dalam keadaan semangat tengah sangat rendah?

Setiap orang sangat mungkin mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam menghadapi fluktuasi semangat itu. Maka, saya berikan kesempatan pada Anda untuk mengisi jawaban atas pertanyaan tersebut pada kolom yang telah disediakan di bawah ini sesuai kebiasaan Anda sendiri.

Jawaban pertanyaan 1:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Jawaban Pertanyaan 2:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Baiklah! Kini Anda sudah menuliskan kebiasaan yang biasa Anda lakukan. Apakah Anda telah puas dengan apa yang biasa Anda lakukan tersebut? Atau Anda merasa ingin melakukan dengan cara yang baru agar lebih baik dan efektif? Hanya Anda yang paling tahu, perubahan apa yang sebaiknya Anda lakukan. Bila Anda merasa perlu ada perubahan, isilah titik-titik di bawah ini!

Jawaban pertanyaan 3:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Jawaban Pertanyaan 4:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Apapun yang telah Anda tuliskan di atas, semoga membawa perubahan pada diri Anda dalam menghadapi semangat yang sering berubah-ubah. Ini mungkin sederhana, tapi bisa menjadi mitigasi kecil-kecilan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi resiko kegagalan akibat labilnya semangat.

“Anda perlu mengelola semangat Anda untuk memitigasi resiko gagal akibat fluktuasi semangat”.

Asep Cahyana (Kang Achay)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelayanan Publik dan Pemuda

Cerpen Suara Hati