Sikap Suami Bila Isteri Ga’ Bisa Memasak
Memasak bisa jadi adalah salah satu
kegiatan yang paling ditakuti oleh sebagian kaum wanita. Hal yang paling umum
terjadi adalah pada sebagian besar wanita yang baru saja menikah dan membangun
rumah tangga yang baru. Apabila ditanyakan salah satu hal yang ditakuti oleh
mereka pada isteri muda, pasti diantaranya menjawab “memasak”. Mengapa bisa
demikian?
Kehidupan modern saat ini menjadikan
sebagian gadis tidak pernah familiar dengan dapur, peralatan memasak, atau
bahan-bahan makanan. Budaya pada kaum hawa memang telah bergeser. Apabila zaman
dahulu, orang tua seorang gadis akan membatasi aktivitas anak perempuannya.
Kegiatan sehari-hari si gadis hanya untuk urusan dapur, kasur dan sumur serta
menjadikan kegiatan memasak adalah kegiatan wajib hariannya, namun tidak untuk
saat ini.
Perubahan zaman telah mengubah budaya
kaum wanita. Sekarang, dunia pendidikan telah terbuka untuk kaum perempuan.
Sehingga, dunia pun terbuka lebar untuk kaum perempuan saat ini. Berbagai jenis
profesi terbuka peluang bagi kaum perempuan, bahkan sebagian profesi justru
dikhususkan untuk kaum perempuan.
Kemajuan teknologi yang mengiringi kehidupan
modern saat ini juga menyumbang peran yang cukup besar. Peralatan memasak di
era teknologi saat ini semakin memudahkan, namun di sisi lain membuat banyak
orang terlena dan mempunyai ketergantungan yang besar terhadap alat-alat masak
modern. Padahal, tidak semua hal terkait kegiatan masak-memasak bisa
diselesaikan alat modern. Soal rasa misalnya, harus tetap mengandalkan lidah
dan kemampuan perasa.
Zaman yang serba praktis saat ini juga
mengubah kebiasaan orang. Karena begitu mudahnya mencari penjual makanan, baik
makanan cepat saji maupun yang tradisional, mulai dari warteg hingga restoran,
menjadikan sebagian kaum wanita muda memandang tidak penting kemampuan memasak.
Jika kita bandingkan saat ini, akan lebih banyak kaum wanita yang menekuni hobi
menjadi “fotografer” makanan dan meng-uploadnya di media sosial daripada menekuni
hobi memasak. Bukan begitu?Hehe
Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika seorang wanita saat ini ketika telah dipinang oleh seorang pria pujaannya
dan mulai membina rumah tangga, di dalam hatinya ada kekhawatiran yang besar.
Kekhawatiran bahwa suatu saat suaminya akan kecewa dengan masakannya. Namun,
apakah seorang suami pantas untuk menyalahkan isterinya jika masakannya tidak
seenak masakan yang dibeli dari warung nasi atau restoran?
Tentu saja seorang suami tidak
selayaknya membebani isterinya dengan tuntutan untuk memasak masakan seenak
makanan yang biasa dibeli dari restoran. Apalagi apabila isterinya baru belajar
memasak. Daripada menyalahkan isterinya dan menurunkan semangatnya untuk
belajar memasak, akan lebih baik apabila seorang suami memotivasi isterinya
dengan cara tetap menyantap makanan buatan isterinya dengan lahap, apapun
kondisinya. Mungkin akan terasa terlalu asin dari seharusnya, atau sebaliknya
terlalu manis, tetapi menerimanya dengan senang hati akan lebih baik.
Apabila kemampuan memasak sang isteri
belum seperti yang diharapkan, tidak ada salahnya apabila suami ikut
membantunya memasak. Hal ini dapat menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan
menjadikan suami tidak terkesan ingin menang sendiri atau ingin enaknya saja.
Toh, tidak ada larangan untuk seorang suami untuk menyiapkan makanan untuk
isterinya bukan? Bahkan, bisa jadi tambahan amal untuk suami apabila sesekali
dapat menyajikan makanan untuk sang isteri. Akan tetapi juga harus hati-hati, apabila
masakan sang suami justeru lebih enak, biasanya sang isteri semakin merasa
rendah diri dengan kemampuan memasaknya. Sang suami harus terus
mendorongnya, memotivasinya bahwa sang
isteri pasti dapat menghasilkan masakan yang enak suatu saat. Asalkan mau
berusaha dan konsisten, tidak ada yang tidak mungkin bukan?
(AC, 2016)
Komentar
Posting Komentar