Pemilu 2009: Produk Manajemen Pemerintahan SBY-JK


Suatu hal yang sangat penting apabila kita berbicara masalah pemerintahan saat ini untuk mengaitkannya dengan manajemen. Sebetulnya kajian terhadap pemerintah dan manajemen bukan hanya untuk pemerintah saat ini saja melainkan pula pemerintah di masa lalu maupun masa yang akan datang. Namun, penulis saat ini berkeinginan membahas mengenai manajemen pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini, atau walaupun sudah dikatakan lampau, belum begitu lama hal itu terjadi menurut runtutan waktu.

Manajemen yang ingin penulis bahas adalah mengenai manajemen pemilu legislatif yang baru dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 9 April 2009. Alasan penulis membahasnya adalah karena begitu banyak hal yang tidak ditangani dan diabaikan oleh penyelenggara pemilihan umum baik itu Komisi Pemilihan Umum sebagai suatu lembaga independen yang menyelenggarakan pemerintahan, maupun Presiden Republik Indonesia yang merupakan pemimpin pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap seluruh aspek kehidupan di negara ini. Hal ini menyangkut banyak hal dan berbagai sudut pandang. Namun, penulis hendak memandangnya dari kacamata manajemen.

Sebagai suatu program organisasi, apalagi organisasi tertinggi seperti sebuah negara, pemilu sudah seharusnya dilandasi oleh asas-asas manajemen organisasi yang baik. Setidaknya, pemilu ini harus terdiri atas tahapan planning, organizing, actuating, dan controlling. Dan yang perlu diingat bahwa pelaksanaan asas-asas yang penulis sebutkan itu bukan hanya sekedar formalitas di atas kertas namun benar-benar dilaksanakan sehingga menjamin terlaksananya pemilu legislatif seperti yang diharapkan sesuai tuntutan Undang-Undang.

Dalam kenyataan di lapangan, kita semua menilai bahwa pelaksanaan pemilu legislatif jauh dari apa yang diharapkan. Walaupun tidak boleh dikatakan jelek dan gagal, tapi juga sangat tidak layak dikatakan bagus dan berhasil. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa parameter saja, misalnya, yang paling menyita perhatian public adalah masalah daftar pemilih tetap (DPT).

DPT
Daftar pemilih tetap agaknya tengah membanjiri berbagai media baik itu sebelum dilaksanakannya pemilu legislatif, dan bahkan lebih membludak setelah dilaksanakannya pemilu legislatif. Hal ini dikarenakan banyak partai yang merasa dirugikan oleh begitu banyaknya rakyat yang tidak terdaftar sebagai pemilih, di sisi lain banyak "pemilih gelap" yang ikut "mencontreng".

Ada perkara manajemen yang janggal dalam penetuan DPT ini. Jauh-jauh hari telah dilakukan persiapan pemilu legislatif ini, bahkan membutuhkan waktu hampir satu tahun. Namun, hanya untuk membuat suatu daftar DPT sebagai salah satu hal yang paling mendasar dan merupakan main planning dari pemilu, harus menjadi sebuah kontroversial.

Ketika banyak media mengankat isu bahwa banyak DPT bermasalah di berbagai daerah di tanah air, KPU tenang-tenang saja tanpa mengambil tindakan yang pasti dan brilian layaknya seorang manajer yang handal. Pada waktu itu, KPU, yang seperti dinyatakan oleh ketua KPU, Abdul Hafidz Anshary, dengan tenang mengatakan bahwa DPT yang sebenarnya dan sevalid-validnya ada pada CD yang digenggamnya. Ia berkata begitu tanpa recheck lagi apakah benar atau tidak DPT yang ada di tangannya itu, lalu memastikan koreksi apabila memang terjadi kesalahan walaupun dengan persentase yang amat kecil.

Agaknya hal ini harus kita kaitkan dengan prinsip The Critical Few atas sebuah perencanaan, bahwa sesuatu yang kecil jika dibiarkan maka akan membuat sebuah akibat yang amat besar dan tidak terduga. Sungguh, kelalaian KPU atas DPT ini hampir menjadikan sebuah kegagalan pemilu ini karena tidak bisa menjamin pemenuhan hak dasar manusia yang menjadi esensi penting dalah general election ini.

Masih ada satu kesempatan lagi bagi KPU untuk membuktikan bahwa kinerja KPU memang bisa diandalkan. Sangat  bodoh apabila mengulang kesalahan kedua kali. Maka pelaksanaan asas-asas manajemen dengan baik dalam Pemilihan Presiden Juli mendatang adalah hal yang mutlak harus dilakukan KPU.


Catatan: Artikel ini ditulis pada tanggal 23 Maret 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Suara Hati

Pelayanan Publik dan Pemuda