Beberapa Kegiatan Anak di Bulan Puasa



Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Kedatangan bulan penuh berkah ini sangat dinantikan oleh setiap umat muslim karena begitu banyak pahala dan berkah dalam ibadah yang dilaksanakan di bulan tersebut. Begitu juga bagi anak-anak, bulan puasa sangat dinantikan karena banyak kegembiraan yang bisa diperoleh di bulan ini. Apa saja kegembiraan tersebut?

Ketika masa kanak-kanak, bagi saya dan anak-anak seusia saya di kampung, ada beberapa kegiatan menyenangkan dalam mengisi bulan puasa. Begitu mengesankannya masa-masa itu sehingga hingga saat ini saya masih mengingat  detil setiap hal itu. Mari, saya bagi  pengalaman kami kepada pembaca. Mudah-mudahan menjadi ide menarik untuk mengisi kegiatan bulan puasa yang akan datang.

1. Membangunkan sahur
Kegiatan membangunkan orang-orang untuk melaksanakan sahur sangat disenangi anak-anak seusia saya waktu itu. Biasanya kami membangunkan orang-orang sekitar pukul dua atau tiga dini hari. Berbagai macam strategi dilakukan untuk membangunkan sahur. Kami biasanya mengumumkan dari pengeras suara di masjid, menambuh bedug, maupun berkeliling kampung sambil memukul berbagai alat sederhana, bisa berupa kentongan, ember, dll. Saking takut ketinggalan membangunkan sahur, banyak di antara kami yang bermalam di masjid.

2. Sahur bersama teman
Sahur bersama keluarga bisa jadi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap keluarga. Namun, bagi kami anak-anak kampung waktu itu, sahur bersama teman-teman juga biasa dilakukan. Selepas membangunkan sahur, biasanya kami tidak pulang ke rumah masing-masing, melainkan kembali ke masjid untuk melaksanakan sahur bersama. Makanan untuk sahur biasanya disediakan oleh masyarakat tertentu secara bergiliran. Bagaimana, istimewa kan pekerjaan kami sebagai orang yang membangunkan sahur?

3. Shalat subuh berjamaah
Shalat subuh berjamaah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa berkumpul dengan teman-teman sebaya. Biasanya Pak Ustadz di kampung kami selalu memotivasi kami untuk bisa melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Pak Ustadz juga tidak segan memberikan hadiah kepada setiap anak yang bisa melaksanakan shalat subuh di masjid.

4. Ngabeubeurang
Ngabeubeurang adalah istilah bahasa Sunda, yang artinya kurang lebih adalah menunggu pagi. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah kami mengikuti shalat subuh dan kuliah subuh hingga waktunya untuk bersiap pergi ke sekolah. Entah kapan awal mulanya hal ini dilakukan, namun yang pasti setiap hari anak-anak seusia saya berjalan ke arah jembatan di daerah kami dan menunggu pagi disana. Udara pagi yang sejuk menusuk sampai ke tulang menambah kesegaran. Begitu pula  sebagai persiapan menahan hawa nafsu seharian.

5. Membakar petasan dan sejenisnya
Ketika kanak-kanak, membakar petasan adalah salah satu kegiatan di bulan puasa yang sangat disenangi. Entah apa yang membuatnya menarik, apakah suaranya ataukah dengannya bisa mengagetkan orang lain. Namun yang pasti saat ini saya sadari, kegiatan itu bukanlah kegiatan yang baik, tidak ada unsur kebaikan di dalamnya. Membelinya  menyebabkan keborosan, membakarnya membuat orang kaget bahkan membahayakan keselamatan. Saya menghimbau agar pembaca mengawasi anak-anaknya agar tidak melakukan hal tersebut. 

Namun, selain petasan, untuk meramaikan suasana kampung kami di waktu bulan puasa, biasanya kami membuat pistol karbit. Ini lebih aman daripada petasan. Cara membuatnya mudah sekali. Pertama-tama sediakan satu potong bambu dengan salah satu ruasnya masih utuh, sehingga menyerupai selubung yang salah satu sisinya tertutup. Kemudian, sediakan satu bekas botol body lotion, kemudian lubangi di bagian tengahnya dengan diameter lubang kira-kira setengah sentimeter. Lubangi bambu untuk memasang mulut botol body lotion, kemudian pasang. Isi botol body lotion dengan air, kemudian berikan sedikit batu karbit hingga mengeluarkan gelembung. Sulut dengan api di bagian botol body lotion yang dilubangi. Duarrrr!!! Alat tersebut akan mengeluarkan suara menyerupai suara  senapan.

6. Membuat kolang-kaling
Kolang-kaling adalah salah satu makanan yang biasa dinikmati untuk berbuka puasa. Tekturnya yang kenyal sangat disukai banyak orang. Kolang-kaling banyak digunakan bahan untuk membuat penganan, seperti campuran kolak pisang, manisan, campuran pada es campur, dan sebagainya. Ketika anak-anak, saya dengan teman-teman biasanya mengisi waktu di bulan puasa dengan membuat kolang-kaling. Pertama-tama kami memilih dan mengambil buah aren (dalam bahasa Sunda dinamakan caruluk). Kemudian kami pisahkan “caruluk” dari tangkainya, kemudian direbus atau dibakar. Setelah itu, potong buah tersebut dengan pisau hingga nampak bagian yang berwarna putih yaitu kolang-kaling. Cungkil kolang-kaling dan rendam di dalam air. Hati-hati ketika membuat kolang-kaling karena getah buah aren bisa menyebabkan gatal di seluruh tubuh. 

7. Memancing belut
Bulan puasa biasanya bertepatan dengan masa tanam padi di kampung saya waktu itu. Oleh karenanya, salah satu kegiatan menunggu waktu berbuka yang biasa kami lakukan adalah memancing belut di sawah atau dalam bahasa sunda dinamakan “ngurek”. Umpan yang digunakan untuk ngurek adalah cacing tanah. Adapun alat yang digunakan cukup sederhana yaitu kail yang diikat dengan benang nilon. Walaupun bulan puasa, ikan belut tetap lahap menyantap umpan karena mereka tidak puasa hehe...Ikan belut hasil mancing tersebut biasanya cukup untuk lauk ketika berbuka puasa.

8.  Buka puasa bersama
Buka puasa bersama bisa jadi adalah kegiatan yang banyak dilakukan dimanapun. Namun, bagi kami anak-anak desa, ada yang spesial dengan buka puasa bersama. Biasanya kami memasak nasi liwet dan mengambil air kelapa muda langsung dari pohonnya untuk berbuka puasa bersama. Nasi liwet dan air kelapa muda sangat nikmat untuk melepas dahaga seharian.

Itulah beberapa kegiatan menarik di bulan puasa sewaktu saya anak-anak. Bagaimana dengan Pembaca?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Suara Hati

Pelayanan Publik dan Pemuda