10 Permainan Menyenangkan Ketika Kanak-kanak
Setiap orang dewasa sudah tentu
melewati masa kanak-kanak. Hal itu sudah merupakan hukum illahiah. Seorang
manusia mengawali kehidupan dari alam ruh, masuk ke dalam alam rahim di
kandungan ibu, lahir menjadi seorang bayi, tumbuh menjadi anak-anak, remaja,
dan beranjak dewan, hingga akhirnya menjadi tua dan harus menghadap Tuhan Yang
Maha Kuasa, Alloh subhanahu wata ‘ala.
Saat kita berada di masa kanak-kanak,
nampaknya setiap hal akan menjadi menyenangkan. Namun, antara satu anak dengan
anak lainnya, mungkin akan mengalami pengalaman yang sama, namun banyak juga
perbedaan. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya lokasi
tempat tinggal orang tua, apakah di desa atau di perkotaan.
Untuk anda yang masa kecil dihabiskan
di desa, mungkin akan banyak hal yang dialami di masa kanak-kanak yang sama
dengan saya. Berikut ini adalah beberapa masa kanak-kanak di desa yang mungkin
oleh sebagian anak pernah dialami:
1.
Main perang-perangan
Main perang-perangan adalah salah satu
jenis permainan yang sangat menyenangkan. Apalagi bagi sebagian besar anak
laki-laki, cita-cita untuk menjadi tentara adalah cita-cita yang sangat
populer. Dengan bermain perang-perangan, dalam imajinasi anak seolah-olah ia
telah menjadi seorang tentara betulan.
Saat saya kanak-kanak, mungkin waktu
itu sedang dalam usia sekolah dasar, di kampung saya ada latihan tentara dari
Angkatan Darat. Tentu saja apa yang dilakukan oleh para prajurit ditiru dan
dilakukan oleh anak-anak seusia saya waktu itu. Pembaca mungkin tidak akan
percaya, kami membuat gubuk-gubukan dari jerami, kemudian sebagian pasukan kami
bersembunyi di dalam gubuk tersebut. Namun, pasukan musuh ternyata melakukan
serangan, gubuk kami dibakar dan kami berhamburan keluar menyelamatkan diri
dengan tetap menyusun strategi serangan layaknya tentara dalam pertempuran yang
sebenarnya.
Oleh karena itu, kami ingatkan bagi
negara yang berniat menjajah kembali negeri tercinta ini, jangan coba-coba, di
negeri kami anak-anak kecil pun sudah mahir strategi perang!!! Hehehe
2.
Membuat senjata dari pelepah aren
Permainan ini tidak bisa dipisahkan
dari permainan yang pertama dibahas di atas. Karena, untuk melakukan permainan
perang-perangan, untuk anak-anak desa seperti kami jarang memiliki senjata
pistol-pistolan atau senapan mainan yang terbuat dari plastik atau sejenisnya. Senjata mainan
yang kami pergunakan adalah senjata yang berasal dari alam sekitar, dan dibuat
dengan keterampilan sendiri.
Salah satu bahan yang biasanya
digunakan sebagai bahan baku membuat senjata mainan adalah pelepah aren. Hal
ini tidak lain karena bagian dalam atau daging pelepah aren sangat lembut
seperti busa styrofoam, sehingga
mudah untuk dibentuk menjadi berbagai macam mainan dan aman karena tidak keras
atau membahayakan. Cara membuatnya sangat mudah. Pertama-tama, ambil pelapah
aren dari pohonnya. Karena kami masih anak-anak, maka biasanya memilih pohon
aren yang masih rendah, sehingga lebih mudah untuk mengambil dahannya. Setelah
itu bersihkan bagian lidi dari pelepah aren. Kemudian, bersihkan bagian kulit
pelepah aren, sehingga hanya berupa daging pelepah yang berwarna putih. Setelah
itu bentuk senjata mainan yang diinginkan, bisa berupa pistol, senapan, belati,
dll.
Jika saat ini katanya TNI kekurangan
alutsista, kami sebenarnya tidak percaya. Mengapa demikian? Karena, di Indonesia
yang tercinta ini, jangankan TNI-nya, anak-anaknya saya sudah dapat membuat
senjata-senjata untuk keperluan perang, walaupun senjata mainan. Hehehe
3.
Berburu sarang burung pipit
Kondisi desa yang masih alami, sangat
mendukung bagi hewan-hewan liar masih berkeliaran dan hidup bersama dengan
manusia. Bahkan tak jarang, banyak diantara burung yang bersarang di pohon-pohon
sekitar pemukiman. Apalagi bila pemukiman berada di sekitar pesawahan, banyak
burung pipit yang biasanya hidup, bersarang dan beranak pinak di pohon-pohon
milik warga di sekitar perkampungan.
Pada masa kecil, kami seringkali
mengisi kegiatan bermain sehari-hari dengan berburu sarang burung pipit.
Kegiatan ini sangat menyenangkan, apalagi bila ternyata perburuan sedang
bertemu dengan keberuntungan, kami menemukan sarang burung yang sedang bertelur
atau beranak. Walaupun harus berjuang naik ke puncak pohon, semua itu terbayar
sudah dengan hasil yang didapat.
Dasar anak kecil, tidak tahu masalah
pelestarian lingkungan ya? Permainan ini tidak saya rekomendasikan bagi
anak-anak sekarang, karena menjaga kelestarian lingkungan termasuk
burung-burung liar adalah kewajiban kita semua.
4.
Bermain gundu
Gundu atau kelereng adalah sejenis
kaca berbentuk bulat. Untuk memainkannya, si pemain harus melempar atau
menyentil kelereng “kojo”nya agar mengenai kelereng lain yang dijadikan taruhan. Permainan jenis ini sangat
menyenangkan, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Tapi tak jarang pula anak
perempuan ikut bermain.
Ketika kami kanak-kanak dahulu,
kemampuan bermain gundu adalah salah satu keterampilan wajib bagi anak
laki-laki. Kemampuan bermain gundu seolah-olah menjadikan wibawa dan
keberuntungan tersendiri bagi seorang anak laki-laki saat itu. Entah bagaimana
ceritanya, yang pasti gundu seolah-olah menjadi barang yang sangat berharga,
melebihi uang.
Pada musim-musim tertentu dimana
permainan gundu sangat populer, saya sendiri pernah merasakan betapa
“terhormat” kedudukan sebagai anak yang terampil bermain gundu. Sehingga, untuk
berangkat ke sekolah, saya tidak perlu membawa uang jajan. Cukup dengan membawa
beberapa butir kelereng, saya sudah bisa jajan serta membawa pulang banyak
kelereng. Hal itu tentu sangat mungkin, karena pada waktu sebelum jam pelajaran
di pagi hari dan ketika jam istirahat, saya bermain kelereng dengan kawan-kawan
dan mendapatkan banyak kelereng. Sebagian saya jual kepada kawan-kawan, untuk
kemudian membelanjakannya di kantin sekolah, sedangkan sebagian lainnya dibawa
pulang.
Pendidikan wirausaha memang harus
dimulai sejak belian. Dua singgit, begitu kalau kata tokoh Mail di film Upin
Ipin hehehe....
5.
Berburu jamur di musim hujan
Sebagian jamur tidak mengandung racun
dan bisa dimakan. Jamur bisa diperoleh dengan mudah pada musim hujan. Hal itu
karena pada saat musim hujan, lingkungan khususnya tanah dalam kondisi lembab
dan menjadi media yang cocok bagi tumbuhnya spora.
Bagi kami anak-anak kampung, musim
hujan menjadi musim yang sangat dinantikan. Salah satu kegiatan menyenangkan
yang dapat dilakukan di musim hujan adalah
berburu jamur. Selain sebagai wahana permainan, berburu jamur cukup
menghasilkan. Jamur yang diperoleh bisa
dimanfaatkan sendiri untuk lauk, atau sebagian dapat dijual apabila jamur yang
diperoleh cukup banyak.
Tempat favorit kami untuk mencari
jamur, salah satunya adalah huma. Huma adalah kebun padi di tanah kering.
Beberapa jenis jamur yang biasa kami dapatkan antara lain:
1)
Suung bulan, yaitu salah satu
jenis jamur dengan payung yang lebar dan bundar, serta batang hingga akar yang
panjang bisa mencapai setengah meter. (suung=jamur
dalam bahasa Sunda)
2) Suung
kidang, yaitu jenis jamur yang merah kehitaman. Bentuknya tidak sebesar suung bulan, namun biasanya ditemukan
dalam satu kelompok besar, terdiri dari belasan hingga puluhan pohon jamur.
3) Suung
rampak, yaitu jenis jamur yang berwarna putih dengan bentuk mirip dengan suung
kidang. Salah satu keistimewaannya adalah apabila ditemukan biasanya berbentuk suatu
kelompok yang sangat besar, bisa jadi satu petak tanah penuh dengan suung rampak. Oleh karena itu, seseorang
yang menemukan suung rampak bisa
memperoleh hingga berkarung-karung jamur suung
rampak ini. Hasilnya biasanya dibagikan kepada orang sekampung, atau sebagian
dijual ke pasar. Rasa jamur alam lebih
lezat dan gurih daripada jamur buatan seperti biasa diperoleh di pasar saat
ini.
Salah satu peristiwa yang hingga kini
belum bisa saya lupakan dan terus membekas di dalam ingatan adalah ditemukannya
sebuah pohon jamur dengan sebuah cincin emas yang terdapat pada batangnya.
Kejadian tersebut menggegerkan kampung saya waktu itu. Tentua saja kejadian
tersebut dikait-kaitankan dengan peristiwa ghaib. Sayangnya, waktu itu belum
masuk internet dan sejenisnya ke kampung saya, sehingga kejadian itu nampaknya
tidak terekam dan mungkin sebagian besar orang sudah melupakannya.
Segala kejadian yang ada di dunia ini
tidak mungkin luput dari pengetahuan Sang Pencipta. Pasti ada rahasia Alloh SWT
yang tersebunyi di balik sebuah kejadian.
6.
Memancing ikan di sungai saat hujan
Bermain air saat hujan mungkin sudah
biasa dilakukan oleh anak-anak, baik di desa maupun di perkotaan. Namun, yang
lebih spesial adalah ketika hujan-hujanan sambil memancing ikan di sungai. Hal
ini sangat beralasan karena pada saat hujan, ikan di sungai lebih lahap
menyantap umpan dibanding ketika sedang tidak hujan. Jenis ikan yang biasanya
sangat lahap pada saat turun hujan dan terjadi air bah (dalam bahasa Sunda
disebut cileuncang) di sungai adalah ikan lele.
Berburu ikan lele saat memancing
adalah kebahagiaan tersendiri. Ketika ikan lele memakan umpan dan menarik mata
pancing, kebahagiaan yang dirasakan tidak dapat terlukiskan. Tarikannya begitu
dahsyat. Apalagi bila sang lele bisa terangkat dan kami bisa pulang dengan
membawa hasil. Strike!!!! Nguseup mania,
mantap!!!! :D :D :D
7.
“Marak” (menjaring) ikan
Marak adalah istilah dalam bahasa
Sunda, yang artinya kurang lebih adalah menjaring ikan di sungai. Kegiatan ini
biasanya dilakukan saat musim kemarau, ketika air sungai sedang surut. Kami
biasanya melakukan permainan ini untuk mengisi waktu setelah pulang sekolah.
Alat yang digunakan cukup sederhana, yaitu berupa saringan yang terbuat dari
anyaman bambu. Selain menggunakan saringan bambu, kami juga biasanya
menggunakan ember untuk menguras air sungai hingga kering, atau disebut nawu. Hal ini memudahkan kami untuk
mengambil ikan-ikan yang bersembunyi pada lubang-lubang di sungai itu. Menyenangkan
bukan?
Mengambil ikan di sungai dengan
menggunakan alat pancing atau saringan adalah cara tradisional yang lebih ramah
lingkungan. Saat ini, orang lebih memilik cara yang lebih instant namun tidak
ramah lingkungan seperti menggunakan merkuri atau strum.
8.
Berburu buah kemiri jatuh
Bukan bulan yang jatuh dan diburu,
melainkan hanya buah kemiri. Buah kemiri yang jatuh ini menjadi salah satu
permainan yang menyenangkan. Kami biasanya berburu untuk mendapatkan kemiri
yang jatuh di pagi hari, atau ketika setelah hujan di malam harinya. Berburu
kemiri sangat bermanfaat, karena kemiri yang sudah tua dapat dimanfaatkan oleh
ibu untuk memasak. Kemiri jantan, dimana kedua sisinya cembung, hampir
berbentuk bulan biasanya digunakan juga untuk permainan adu kemiri.
9.
Adu buah kemiri
Buah kemiri selain digunakan untuk
memasak, bisa menjadi sebuah media permainan bagi anak-anak di kampung saya.
Buah kemiri yang sudah tua dan berwarna hitam serta merupakan buah jantan yaitu
buah yang tunggal sehingga kedua sisinya cembung adalah buah kemiri yang
biasanya digunakan untuk permainan ini. Caranya cukup mudah, yaitu dengan
menumpuk dua buah kemiri, milik kita dan milik lawan dan digencet dengan
menggunakan sebilah bambu. Kemudian, di atas bambu tersebut dipukul, dan
dilihat kemiri mana yang hancur. Kemiri yang hancur dinyatakan kalah, sementara
yang tetap bertahan dinyatakan sebagai pemenangnya.
Untuk memperoleh kemiri yang kuat,
bisa dilakukan beberapa treatment. Ada
anak yang melakukan treatment dengan
merendam buah kemiri pada batang pohon pisang yang sudah busuk selama beberapa
hari. Cara ini dipercaya dapat meningkatkan kekuatan batok kemiri sehingga
menjadi lebih kuat ketika diadu.
Ingat!!! Mengadu buah kemiri untuk
sekedar permainan boleh saja dilakukan, namun menjadikannya sebagai sebuah
taruhan adalah judi yang dilarang baik oleh hukum agama maupun hukum negara.
10.
Mobil-mobilan dari kaleng susu
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa
mobil-mobilan adalah salah satu jenis mainan favorit bagi anak laki-laki. Untuk
anak yang tinggal di perkotaan dan orang tuanya mampu untuk membelikannya
mainan, mobil-mobilan tentu bisa diperoleh dengan mudah. Banyak jenis
mobil-mobilan dari berbagai merk dan bentuk, bahkan ada yang menggunakan remote control.
Ketika saya kanak-kanak, mobil-mobilan
yang biasa digunakan media bermain oleh anak-anak seusia saya berasal dari
kaleng susu atau kaleng sarden bekas. Oleh karena itu, kaleng susu atau kaleng
sarden ini dapat menjadi barang yang paling “berharga” bagi anak-anak seusiaku
saat itu.
Cara membuat mobil-mobilan ini sangat
mudah. Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain adalah: beberapa bilah
bambu, karet gelang, sendal jepit bekas, kaleng susu atau kaleng sarden, dan selubung
bekas gulungan benang. Pertama-tama buat beberapa batang bambu untuk rangka
mobil-mobilan, ikat dengan menggunakan karet gelang. Setelah berbentuk rangka
mobil, ikatkan kaleng pada rangka mobil tersebut sehingga berbentuk mobil
tangki. Jangan lupa membuat ban mobil-mobilan dari karet bekas sendal jepit,
buatkan batang roda dari bambu dan gunakan selubung bekas gulungan benang untuk
tempat berputar as roda.
Masa kecil adalah masa yang sangat
menyenangkan, bahagia, dan seolah-olah tidak pernah bertemu dengan masa-masa
sulit. Itulah masa kanak-kanak saya, bagaimana dengan pembaca?
Komentar
Posting Komentar