Layanan Pemerintah Vs Layanan Swasta


Di era teknologi sekarang ini, apa yang tidak dapat dibuat oleh manusia dan apa yang tidak dapat disajikan kepada masyarakat? Informasi sudah sangat akurat dengan adanya berbagai media elektronik, media cetak, meledaknya penggunaan handphone. Apalagi media informasi internet yang jangkauannya seluruh dunia. Dengan waktu yang sesingkat mungkin, tinggal klik saja, seluruh pelosok dunia bisa muncul di depan mata.

Berbagai macam kebutuhan sehari-hari tersedia dalam jumlah cukup di pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern asalkan uang di kantong cukup untuk membeli semua yang diinginkan. Berbagai macam barang mewah pun sudah banyak dimiliki banyak orang, pun kalangan menengah ke bawah apalagi dengan maraknya pembelian sistem kredit saat ini. Begitu pula dengan penawaran jasa, mulai dari jasa penginapan, informasi, jasa pelayanan kesehatan, perbankan, dan lain sebagainya. Semua telah tersedia, semua untuk masyarakat, dan masyarakat pun telah menerima semua hal itu sebagai hal yang lumrah walaupun belum lama ini nimbrung dalam kehidupan mereka.

            Satu hal yang sangat disayangkan adalah bahwa walaupun masyarakat tengah dimanjakan oleh berbagai macam kemudahan dalam kehidupan mereka, tetapi hal itu bukan muncul dari pemerintah sebagai pihak yang berkewajiban mengurusi rakyat. Dalam hal ini, kebanyakan yang berperan dalam memanjakan masyarakat baik dengan teknologi maupun informasi dan lain sebagainya adalah sektor swasta.

            Kita dapat mengambil beberapa contoh yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Apakah anak kita lebih suka menonton televisi swasta dengan semua acaranya yang menarik ataukah lebih suka menonton televisi pemerintah yang diisi dengan acara-acara yang monoton  membosankan? Tentu jawabannya adalah bahwa anak Anda dan anakanak lainnya lebih suka nongkrong di depan program televisi swasta daripada televisi milik pemerintah. 

Contoh yang kedua adalah pelayanan rumah sakit. Masyarakat akan cenderung memilih sebuah rumah sakit swasta walaupun biayanya relatif  lebih mahal daripada rumah sakit milik pemerintah apabila sanak familinya sakit. Bahkan ini terjadi pegawai negeri sipil yang mempunyai Askes (sekarang BPJS). Selidik punya selidik, pelayanan di rumah sakit swasta lebih memuaskan dan meyakinkan daripada di rumah sakit milik pemerintah. Apalagi apabila berbicara mengenai kenyamanan dan jaminan kualitas pelayanan, di rumah sakit swasta nyaris tanpa cacat dalam melayani pasien. PNS yang mempunyai Askes,  mereka malah segan untuk mengurus administrasi yang berbelit-belit di rumah sakit milik pemerintah. Jangan-jangan sebelum administrasi beres, si pasien KO duluan, bakal jadi gawat urusannya.

            Kepuasan terhadap pelayanan inilah yang membuat masyarakat kurang tertarik terhadap pelayanan publik yang disediakan pemerintah. Mereka membandingkannya dengan pelayanan dari sektor swasta yang memang harus diakui sudah lebih baik. Maka, mengapa tidak, walaupun biaya yang harus dikeluarkan lebih besar, jika mereka mampu membayarnya maka ke pelayanan umum swasta-lah mereka lari.

Pemerintah tak boleh mengelak, karena swasta adalah pesaing pemerintah dalam menjual jasa pelayananya kepada masyarakat maka pemerintah harus berani diperbandingkan dengan sektor swasta. Namum dalam kenyataannya sektor swasta lebih unggul. Jangan heran apabila masyarakat lebih memilih pelayanan yang diberikan pihak swasta biarpun biayanya lebih membengkak. Sebuah anekdot di warung kopi saya dengar: “Kalau KTP dan Kartu Keluarga bisa dibuat di perusahaan swasta, orang akan memilih jauh-jauh dari Disdukcapil”.

            Ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah kita. Jangan sampai pemerintah kalah terus pamornya oleh pihak swasta di mata masyarakat. Pemerintah harus mampu meraih simpati masyarakat. Caranya pemerintah harus mampu menyediakan pelayanan yang lebih baik atau paling tidak seimbang dengan pihak swasta.

Namun demikian pe-er yang harus dikerjakan oleh pemerintah untuk meraih simpati masyarakat terhadap produk pemerintah yaitu menata sebaik mungkin seluruh segi pelayanan itu bagaimanapun caranya untuk meraih simpati masyarakat tersebut. Maka di bawah ini ada beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Pemerintah mesti lebih fleksible
Sekarang ini pemerintah harus lebih banyak mengarahkan daripada mengatur. Apabila peran pemerintah dalam melaksanakan sesuatu terlalu besar maka akan cenderung pekerjaan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Pekerjaan hanya akan diselesaikan dengan asal-asalan, asal jadi, dan asal tersampaikan kepada masyarakat sehingga tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dari pemerintah sangat rendah. Apabila dilihat dari sudut pandang ini maka keputusan pemerintah kita untuk memberikat Bantuan Tunai Langsung adalah kurang tepat karena dalam hal ini masyarakat tidak terpancing untuk berusaha, malah semakin bergantung terhadap pemberian dari pemerintah.

Hal seperti demikian hanya akan menambah beban pemerintah di masa yang akan datang. Maka sebagai solusinya lebih baik didirikan berbagai badan usaha padat karya dimana seluruh masyarakat dapat berkreasi menghasilkan suatu produk sekaligus membantu perekonomian diri dan keluarganya dan juga perekonomian negara. Kita bisa mencontoh China dan Jepang dalam hal industri rumah tangga. China dan Jepang bahkan telah banyak mengekspor barang-barang elektronik dan mesin hasil dari industri rumah tangga.

Pemerintah mesti berdaya saing
Di sinilah mental pemerintah diuji. Seberapa jauhnya pemerintah bisa bersaing dengan sektor swasta dalam pelayanan terhadap masyarakat. Seperti yang telah penulis singgung di atas bahwa saat ini pamor badan usaha dan pelayanan umum milik pemerintah  kalah dengan sektor swasta.  Segala yang dilakukan oleh pemerintah harus mengacu terhadap misinya yaitu kemakmuran dan dan keadilan. Pemerintah harus punya tujuan yang jelas serta semangat yang tinggi untuk mencapai misinya itu. Tentu saja hal itu harus pula didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah sendiri.

Pemerintah harus selalu memepertimbangkan hasil. Dalam hal ini efisiensi  dan efisiensi harus menjadi pertimbangan. Oleh karenanya setiap program dan pelayanan harus mulai  berorientasi pada hasil (output) dan manfaat (outcome) dengan mengutamakan kepuasan pelanggan (masyarakat). Keberhasilan sektor swasta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah kemitraan terhadap pelanggan. Masyarakat seharusnya dijadikan pelanggan yang harus dimanjakan dan dilayani sebaik mungkin oleh pemerintah bukannya dibuat tidak nyaman dengan pelayanan yang serba berkekurangan.

Catatan: Artikel ini ditulis pada bulan April 2014.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelayanan Publik dan Pemuda

Cerpen Suara Hati