Semangat Itu Abstrak


Entah mengapa saya ingin mengangkat judul ini. Saya kira karena saya memang sedang bersemangat membahas “semangat” itu sendiri. Namun demikian apa yang akan saya tuliskan bukanlah sebuah definisi sebagaimana biasa dituliskan oleh para ilmuwan dalam teori-teorinya. Sebagaimana Anda tahu bahwa teori itu harus dibuktikan melalui penelitian dan diuji dengan teori lainnya. Apa yang saya tuliskan lebih merupakan apa yang saya sendiri alami dan mungkin dialami oleh Anda juga.
Di dalam buku bagian ini, saya hanya ingin menuliskan bahwa semangat itu awalnya abstrak dan hanya akan terlihat pada saatnya semangat itu dipakai dan mewarnai aktivitas Anda. Jadi, mustahil seseorang berbicara bahwa dia semangat melakukan sesuatu tetapi ia tidak pula melakukannya. Akhirnya, kita hanya bisa mengatakan itu omong kosong saja bukan?

Semangat merupakan kata sifat, bukan kata kerja. Seseorang yang bersemangat berarti seseorang yang mempunyai sifat semangat. Tapi semangat dalam melakukan apa? Tentu melakukan sesuatu pekerjaan, melakukan sesuatu yang dapat diwakili kata kerja. Dengan demikian, semangat baru akan menampakkan wujudnya dalah sebuah aktivitas apabila dinisbatkan pada kata kerja.

Anda tentu dapat mengatakan dari ciri-ciri seseorang yang sedang bersemangat, tapi kesemuaannya selalu akan dikaitkan dengan pekerjaan yang dilakukannya. Anda mungkin akan mengatakan bahwa seseorang yang semangat akan dapat terlihat dari pekerjaannya yang dilakukan cepat dan akurat. Misalnya: “Budi mengerjakan soal matematika itu dengan semangat sehingga selesai dalam waktu singkat dan memperoleh nilai 100”.

Atau Anda mungkin berpendapat orang yang semangat akan melakukan sesuatu dengan menikmatinya. Kita mungkin pernah mendengar kalimat: “Ia terlihat bersemangat dengan pekerjaan barunya”. Atau mungkin Anda dapat mengatakan bahwa orang yang semangat akan bekerja lebih giat, seperti pada kalimat: “Budi lebih bersemangat daripada Anton. Dia lebih giat bekerja”.

Saya pernah mengalami sesuatu hal yang sederhana yang mungkin dapat menguatkan perkataan saya di atas.  Kejadian yang sangat sederhana bahkan setiap orang mungkin melakukannya. Tetapi sebaiknya saya tuliskan, mudah-mudahan berguna.

Ada dua hari berbeda dalam satu minggu dimana saya merasa saya semangat. Hari itu adalah hari Sabtu dan hari Minggu. Pada hari Sabtu, saya merasa saya bersemangat, tetapi saya tidak mencoba melakukan apapun pada hari itu. Alhasil semangat yang saya akui hanyalah semangat kosong dan sebenarnya tidak berarti apa-apa. Ketika di malam harinya saya merenungi apa yang saya lakukan pada hari itu, maka saya mendapati tiada hal yang berguna yang saya lakukan di hari itu. Dan hati saya sangat kecewa terhadap diri saya sendiri.

Hari berikutnya adalah hari Minggu. Saya juga mengklaim hari itu saya bersemangat. Tetapi berbeda dengan hari sebelumnya, hari itu saya mengisinya dengan berbagai macam kegiatan. Hari itu saya mulai dengan membaca buku-buku yang saya suka. Lalu saya membuka laptop saya dan mulai menuliskan sesuatu. Lantas saya tengok keranjang cucian di pojok kamar, saya angkat dan segera saya cuci. Ternyata waktu di hari itu masih belum habis, saya pergi ke kamar  mandi yang tadi saya lihat agak kotor. Saya menyikatnya. Pojok-pojok kamar mandi itu seketika bersih. Dan banyak hal lain lagi yang dapat dilakukan dengan semangat itu.

Hingga akhirnya, ketika di malam itu saya melihat apa yang sudah saya lakukan, saya terkesima. Luar biasa, begitu banyak yang dapat saya lakukan dengan semangat itu. Dan saya bisa melihat buktinya bahwa semangat itu ada. Saya melihat semangat saya dari habisnya lembaran buku yang saya baca. Saya melihat semangat saya dari paragraf demi paragraf tulisan saya. Begitu juga dengan baju-baju yang berderet rapi di lemari sudah selesai saya setrika. Lalu lantai yang sudah bersih, kamar mandi yang mengkilap. Semuanya selesai saya kerjakan. Dan saya bangga. Lalu saya berfikir, mengapa semua tidak saya dapatkan di hari sebelumnya padahal saya merasa hari sebelumnya juga memiliki semangat yang sama?

Ternyata benar, semangat yang kita katakan hanya akan berarti jika semangat itu kita sambut dengan melakukan sesuatu. Dia akan benar-benar nyata kita rasakan jika disematkan pada suatu pekerjaan. Maka saya tegaskan kembali, bahwa semangat yang merupakan “kata sifat” sebaiknya dijadikan atribut pada sebuah “kata kerja”. Barulah dengan begitu, semangat yang abstrak itu akan dirasakan, dilihat, dan  bermakna sebagai sesuatu yang nyata.

Tidak akan ada ungkapan yang paling berharga untuk semua itu selain kegembiraan dan kebanggan Anda pada diri Anda. Tentu saja, dengan hasil yang demikian, Anda akan dapat merasakan bahwa diri Anda telah berguna. Tidak hanya untuk diri Anda sendiri tetapi juga untuk keluarga Anda, isteri Anda, anak Anda, tetangga, teman, kerabat, pekerjaan Anda, dan yang lainnya.
Sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkan dengan tepat ketika semangat itu menyelimuti kita. Kerjakan semua hal yang baik ketika masa itu tiba. Jangan sia-siakan. Dimanapun kita, lakukanlah kebaikan itu. Di rumah, lakukan hal baik yang bisa kita lakukan. Di kantor, lakukan tugas kita yang menunggu kita. Bahkan tugas-tugas yang di waktu sebelumnya belum sempat kita sentuh.

Mungkin di antara Anda ada yang bertanya di dalam hati mengapa saya tidak membahas dan menyarankan Anda untuk terus bersemangat? Ketahuilah, bahwa fitrah manusia adalah selalu berubah-ubah pemikirannya. Tidak selamanya  manusia ada dalam suatu kondisi yang fit baik fisiknya maupun psikisnya. Adalah sangat baik jika Anda bisa sampai mengendalikan semangat Anda untuk terus menggebu. Namun, sebelum Anda sampai pada tahap itu, tidak ada salahnya jika Anda menggunakan momentum terbaik dimana semangat Anda tengah tinggi untuk melakukan hal yang terbaik.

Dan, keberhasilan demi keberhasilan Anda memanfaatkan semangat itu akan melahirkan kebanggaan demi kebanggaan pada diri Anda. Lalu Anda sendiri akan yakin di setiap hari, setiap waktu bahwa Anda semangat dan ingin melakukan sesuatu. Sehingga dengan segera Anda melakukan kebaikan itu, menyelesaikannya, dan melakukan yang lainnya. Tanpa sadar Anda akan melakukan kebaikan itu setiap hari, setiap waktu. Dan tanpa Anda sadari bahwa semangat Anda akan menghantarkan Anda pada kebiasaan yang baik. Baru disitulah Anda akan sadar bahwa Anda sudah berada di puncak kesuksesan.


“Semangat hanya akan terlihat ketika Anda melakukan sesuatu”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelayanan Publik dan Pemuda

Cerpen Suara Hati